•
Kemana kau pergi di dalam diriku?Jangan-jangan tersesatTak kutemukan jalan pulangTak ada jalan pulang Kemana kau pergi di dalam diriku?Di persimpangan di ujung jalanSeorang lusuh menanti lesuTak ada penanda jalan Kemana kau pergiKemana ku pergi Selisih pada batas yang mutlakTak kutemukan bahkan dalam mimpi Ananta FaiqAnanta Faiq (Semarang, 2000) sudah tertarik dengan kesusastraan sejak di…
•
bagaimana tidak, sajak-sajak Simbolis, Formalis, Mantra, Konkret, dan Mbelingkehilangan muka di hadapan utas-utas medsos?sekarang, yang bisa do your magic, ya, kautahu sendiri…sejak setengah hingga nyaris satu dekade silamMekas sudah mencermatinya:“Puisi daring akan menemukan dan mengembangkan bentuknya sendiri,”katanya kepada Segers, juga kepada Obristbagaimana tidak jiwa-jiwa puitis memilih melompat ke simulakra lirisyang tampak nyata walau tak…
•
aku hidup di masabanyak budayawandi-cancel gara-garaselangkangantak terdidik…, uh…!aku hidup di masacitra darah dan puntung badanharus di-share supayakemanusiaankembali menub…, uh…!pelecehan dan genosidamemfituri masaku, oooooiii…!adakah kata-kata yang mengatai merekabukan varian dari eksploitasi belaka?Jiaaah…!aku hidup penuh keraguandi tengah-tengah kekerasanyang selalu jadi kepastian.sementara sastra masih selalu dirayakan dengan sayembara.kata-kata masaku tidak hidup di jalan.mereka di panggung dan pentas-pentas…
•
yang paling pelik memang bagaimana menunjukkan sejelas-jelasnya bahwa pengelolaan formal yang tepat terhadap kata-kata yang hendak dikonstruksi menjadi puisi mempunyai implikasi sosiologis dan pada dasarnya selalu berkaitan erat dengan landasan-landasan ekonomis sehingga pengertian formal yang dipicu bahasa puitik beserta pencerahan eksperiensial yang menjadi buah dari pengertian itu dapat menjadi dorongan utama bagi penggubahan sebuah…
•
imin merengas pantek; kata itu pun pamungkassamar-samar tapi pasti, mengusik kaidahdewan sastra mengakuinyapantek jadi indeks perangai-perangaiyang sejak lama dicibir norma perangai-perangai yang “…kacau balau,” kata rengganispantek menyelip di dalam cerita-cerita iminyang puitik; berniat jadi obat “Obat mabuk!?” tebakmu…? bukan.“Obat bagi jiwa-jiwa yang ingin mati,” jawab imin.pantek = renungansementara itu, aku melihat ( dengan duga-duga…
•
apa gara-gara sajak mengamini ornamentalisasi makanya banyak orang sering kali mendelimitasi referensi… dan senang membangun teka-teki? kalau saja alam rujukan sengaja dihancurkan untuk melipat kenyataan, bolehlah kemudian ornamen dan kiasan tak lagi kita pertanyakan. persoalannya: teka-teki itu bukan untuk kami. mereka biarkan manual dan mesin kata bersembunyi di kepala mereka sendiri. karenanya, sensori lugu…
•
ke mana sebenarnya kita berjalan membawa puisi? atau kepada apa puisi-puisi itu akan menemukan lega? sejarah bentuk dan isi tak akan pernah benar-benar tuntas di negeri konoha, jika dan hanya jika, para dewan tak mengerti mengapa konoha ada yang bilang padaku, puisi yang adil bergantung pada sikap dan sikap yang adil niscaya membuahkan puisi…
•
Seseorang yang berkepala penuh bunga itu senantiasa merapikan kamarnya. Menghiasnya seapik mungkin, seolah-olah ada yang akan datang. Seolah akan ada peristiwa besar yang akan terjadi di dalamnya, dan—entah akan ada berapa pasang mata yang meyaksikan peristiwa itu, dan entah pula apakah hal itu akan penting baginya—ia ingin siap menyambutnya ketika hal itu datang Entah…