OLSAM Rilis “Irama Dari Gang”: Debut Album Setelah 8 Tahun Berkarya

Setelah delapan tahun berkarya, Olsam akhirnya merilis debut album mereka yang berjudul Irama Dari Gang. Album ini menjadi penegasan identitas musikal mereka yang berakar pada musik dangdut, dengan sentuhan tradisi Betawi dan Melayu.

Olsam terbentuk pada tahun 2017 dan merilis single pertama mereka, Pemuda Dalam Gang, di tahun yang sama. Proses menuju album memakan waktu delapan tahun, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perubahan formasi, kendala finansial, dan pandemi. Kendati demikian, semangat mereka untuk berkarya tidak pernah padam.​ (Lihat juga: Mengenal OLSAM Sebagai Grup Orkes Depok)

“Album ini seperti ijazah buat anak band,” ujar Zam, vokalis dan gitaris Olsam.

Dalam Irama Dari Gang, Olsam mengeksplorasi berbagai elemen musik, termasuk orkes dangdut dan tradisi lokal. Menariknya, lirik-lirik mereka tetap konsisten menggunakan pendekatan pantun.

“Nah, kalo urusan lirik gua banyak banget ngeliat sekitar sebenernya sih. Dan betul rima pantun tersusun dari kelakar, nasihat, sampe pesan. Coba gua daur ulang dari kolase pantun lama biar pas sama kondisi hari ini. Contohnya di lirik lagu Depok, nafasnya masih pantun dengan rima tapi menyesuaikan situasi dan kondisi saat ini,” ungkap Zam.

Salah satu momen emosional dalam proses pembuatan album ini adalah kepergian pemain gendang Olsam, Bobby. Ia wafat di tengah proses rekaman. Permainan gendang Bobby tetap hadir dalam album ini sebagai bentuk penghormatan dan kenangan terhadap kontribusinya dalam perjalanan musik Olsam.

“Betul, untuk full album recording gendang di album ini asli permainannya Alm. Bobby, beliau memang sudah dipanggil yang maha kuasa namun pukulan soul & groove beliau lah masih ada di sisi Olsam. Bukti wujudnya adalah permainan gendangnya di rekaman album ini.” Ungkap Atah, Bassist Olsam.

Dok. Olsam

Selain dirilis secara digital, Irama Dari Gang juga akan hadir dalam format kaset melalui kerja sama dengan Tape For Dessert dan label independen Dalam Gang Records. Olsam kini lewat Pemuda dalam Gang juga aktif mengorganisir kolektif di Depok seperti “Suara Dalam Gang”, “Sound of Freeday” dan yang terbaru “Lokalin”, menunjukkan komitmen mereka dalam membangun komunitas musik yang inklusif.​

Melihat perjalanan Olsam dari teras sempit di gang sempit hingga akhirnya merilis Irama Dari Gang, rasanya seperti menyaksikan kawan lama yang tak hanya bertahan di tengah arus, tapi juga tumbuh dan menemukan bentuknya sendiri. Musik mereka akhirnya bukan sekadar hiburan, tapi juga cerminan dari semangat, kebersamaan, dan akar budaya yang terus mereka rawat.

Sebagai inspirasi yang bersumber dari tulisan Notes From TFD, (Terima kasih atas ulasan dan transkrip wawancaranya) izinkan memberi sebuah pullquote sebagai penutup;

Seperti musik perlawanan yang harus disebarluaskan agar pesannya menggema, musik Olsam—dengan segala ‘kenakalan’ dan ketulusannya—layak menjumpai lebih banyak telinga. Karena pada akhirnya, bukankah itu tujuan dari sebuah lagu? Untuk terus dinyanyikan bersama, dari satu gang ke gang lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *