Menelusuri Jejak ‘Cinema Darurat’ dalam Menyuguhkan Layar Alternatif

Dalam ekosistem perfilman independen Jabodetabek, nama Cinema Darurat semakin dikenal sebagai salah satu inisiatif yang memberikan ruang bagi film-film pendek untuk bertemu dengan penontonnya. Sabtu, 22 Februari 2025, Kami mencoba tuk mendatangi perhelatannya sekaligus mengenang kembali atmosfer ruang pemutaran alternatif yang kian hari terasa semakin senyap pergerakannya di Jakarta.

Sesi Diskusi Pasca-Pemutaran Cinema Darurat, Metro Cinema Kemang 2025

Panji Respati, yang akrab disapa Panji, adalah tokoh di balik konsistennya perhelatan pemutaran film Cinema Darurat: sebuah nama yang lahir dari kebutuhan akan ruang tontonan. Berasal dari Bogor, Panji memulai inisiatif ini dengan mengadakan pemutaran di ruang-ruang publik di kotanya. Namun, karena keterbatasan akses yang harus bergantian dan memprioritaskan ruang kegiatan pemerintah, serta kompleksitas birokrasi setempat, ia memperluas kegiatan pemutarannya hingga ke Jakarta.

Cinema Darurat muncul pada tahun 2018, tercipta dari keresahan Panji yang ingin menayangkan film pribadinya tanpa harus bergantung pada festival yang memiliki proses seleksi panjang dan tidak selalu memberikan kepastian ke pembuat film. Kini, ia telah berkembang menjadi ruang alternatif yang konsisten menghadirkan film-film pendek di Metro Cinema, Kemang, Jakarta Selatan.

“Sebenarnya, Cinema Darurat hanya saya sendiri, tapi semakin lama, programnya berkembang dan semakin banyak orang yang mendukung.” Ucapnya.

Foto: Panji Respati/Cinema Darurat

Salah satu bentuk support datang dari Metro Cinema, yang memberikan ruang bagi Panji untuk memutar film setiap bulan. Metro Cinema menangani aspek teknis pemutaran, sementara Cinema Darurat bertanggung jawab dalam pembuatan program dan publikasi acara.

Tidak hanya itu, komunitas dan para sineas juga turut berkontribusi dalam menyebarluaskan program pemutaran. Bahkan, moderator dalam sesi diskusi pasca-pemutaran sering kali berasal dari lingkaran pertemanan yang dengan sukarela membantu, seperti Harry Hariawan Program Koordinator Kineforum atau Daffa Ahmad, warga Depok yang menginisiasi terbentuknya Komunitas Penonton.

Sebelum rutin di pemutaran Jakarta, Cinema Darurat terus berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu lokasi yang pernah menjadi bagian dari perjalanannya adalah Indicinema Depok, bioskop alternatif satu – satunya di kota Depok di tahun 2020, di mana ia turut serta mengadakan pemutaran film sebagai bagian dari upayanya untuk mempertemukan sineas dengan penonton.

Dalam pembuatan program film, pendekatan kurasi Cinema Darurat tetap berbasis tema. “Biasanya saya buat tema dulu, misalnya bulan ini temanya ‘Keluarga dan Cinta’. Setelah itu, saya mencari film yang relevan dengan tema tersebut,” jelasnya. Dalam memilih film pun Panji menyatakan bahwa ia memprioritaskan kepada para pembuat film yang sudah dikenalnya, dengan alasan proses komunikasi dan bentuk kerja sama menjadi lebih mudah. Namun, Cinema Darurat tetap terbuka bagi siapapun asalkan sejalan dengan tema yang telah ditentukan.

Selain film fiksi, Cinema Darurat juga menayangkan film dokumenter dan eksperimental. Misalnya, dalam program Kaleidoskop 2024, mereka memutar film Mikrokosmos karya Aaron Ratama yang mengusung gaya dokudrama, serta Difraksi, sebuah film eksperimental yang pernah masuk dalam program Candrawala di Arkipel 2024.

Cinema Darurat mendapatkan dukungan dari media partner seperti Gila Film dan Info Screening untuk publikasi program pemutaran walau secara operasional Cinema Darurat masih berjalan sebagai upaya individu. “Pendanaan utama hanya berasal dari HTM pemutaran, Tapi bagi saya, ini bukan soal mencari keuntungan besar. Yang penting, saya menikmati prosesnya, bisa bertemu teman-teman baru, berdiskusi, dan mendapatkan tontonan menarik.” Ungkap Panji

Panji masih fokus pada pemutaran rutin di Metro Cinema. Namun, ada keinginan untuk mengembangkan program lain seperti workshop atau kegiatan yang lebih melibatkan partisipasi aktif komunitas. “Tapi masih dalam tahap pertimbangan,” katanya. “Yang penting, harus bisa dikelola dengan baik dan tetap berkelanjutan.”

Foto Bersama Setelah Diskusi & Pemutaran Cinema Darurat, Metro Cinema Kemang 2025

Kini, Cinema Darurat memiliki visi untuk menyediakan akses tontonan bagi siapapun yang jarang mendapatkan kesempatan menikmati film-film pendek, independen, eksperimental, maupun dokumenter yang sulit ditemui di bioskop komersial. Perjalanan yang menempuh tujuh tahun ini, bersamaan dengan semangat kolektif, Cinema Darurat akan tetap konsisten menjembatani sineas independen dengan penontonnya, memberikan ruang diskusi, dan memperkuat jaringan komunitas film alternatif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *