Pancoran Mas, Sabtu malam (27/9), Warung Adat di kawasan Pancoran Mas jadi saksi penutup tur panjang dari orkes rakyat asal Depok: Olsam. Setelah menempuh perjalanan lintas kecamatan, dari Tapos sampai Cilodong, akhirnya rangkaian tur bertajuk Gelora Irama dari Gang ditutup dengan pesta musik dan pasar kolektif. Band-band Depok turut mewarnai malam itu. Dihadiri oleh Total …
Olsam Menutup Tur Antar Kecamatan dengan Gegap Gempita di Warung Adat

Pancoran Mas, Sabtu malam (27/9), Warung Adat di kawasan Pancoran Mas jadi saksi penutup tur panjang dari orkes rakyat asal Depok: Olsam. Setelah menempuh perjalanan lintas kecamatan, dari Tapos sampai Cilodong, akhirnya rangkaian tur bertajuk Gelora Irama dari Gang ditutup dengan pesta musik dan pasar kolektif.

Band-band Depok turut mewarnai malam itu. Dihadiri oleh Total Jerks sebagai band hardcore punk yang telah aktif sedari 2012, Militan Subuh sebagai band yang pernah merilis Depok Anthem dengan gaya hip-hopnya, hingga Corale Riff sebagai satu-satunya band yang memiliki personil perempuan, dan dengan lagu-lagunya yang bermakna dalam. Sementara itu, jajaran solois dari berbagai warna juga turut meramaikan, Dila Lips!!, Benang Kenur & Kicuy, Bimo Elegi, Amis, dan Lengga yang berhasil menyulut suasana jadi lebih intim.
“Lega, capek dan terima kasih,” ujar Zam, penggagas berdirinya Olsam.
Tak cuma musik, kegiatan kolektif yang dinamai Pasarakyat, hadir di halaman Warung Adat. Mereka menambah riuh dengan menghadirkan produk-produk kolektif dan karya tangan komunitas. Panggung musik menjadi berpadu jadi ruang temu, membuat perayaan ini bukan hanya tampak di panggung, tapi juga di sekitar kita.

Sebelumnya, tur antar kecamatan ini sendiri punya cerita unik yang tak terlupa. Ada panggung yang bersebelahan dengan hajatan, ada pula yang sempat bikin panik karena muncul ular, sampai pertunjukan pagi hari yang disawer ibu-ibu maupun Ormas. Semua momen itu mempertegas karakter Olsam dengan judul salah satu lagunya Depok dan dengan musik rakyat yang tumbuh di tengah keseharian dan dengan segala kejutannya.
Penampilan puncak di Warung Adat terasa jadi klimaks dari rangkaian-rangkaiannya sebelumnya. Band yang mengaktivasi banyak ruang kolektif ini telah membuka ingatan bahwa Depok punya denyut kultural yang terus berlanjut, dari gang ke gang, dari warga ke warga, untuk Depok mendunia.
