Suasana Alun-alun Kota Depok, Grand Depok City, dipenuhi gelombang hangat dan semangat kebersamaan saat BlueStoria naik ke panggung dalam rangkaian acara Lebaran Depok 2025. Band pop city asal Depok ini berhasil menyulut antusiasme pengunjung lewat penampilan mereka yang intim, sederhana, namun penuh energi.
BlueStoria membawakan dua lagu orisinal mereka berjudul Awal Merindu dan Say, yang mencerminkan karakter musikal khas mereka: pop dengan nuansa urban yang menyentuh, lirik personal, dan aransemen yang terasa akrab namun tetap segar. Lagu-lagu tersebut mendapat sambutan hangat dari penonton yang tampak larut dalam suasana seru yang dibangun sepanjang penampilan.

Tampil dengan formasi inti Rockib (gitar) dan Asha (vokal), BlueStoria juga menghadirkan musisi tambahan Raz Bejo sebagai vokal kedua. Kolaborasi ini memberi kedalaman baru dalam dinamika suara mereka, terutama saat mereka menyuguhkan versi cover lagu Pandangan Pertama milik RAN. Aransemen ulang dari lagu ikonik tersebut sukses membangkitkan nostalgia, sekaligus menunjukkan kepiawaian BlueStoria dalam meramu ulang karya populer menjadi versi yang lebih personal.
“Semoga di Depok lebih banyak lagi wadah tempat berkesenian, untuk para musisi dan penggiat seni lainnya, dan acara Lebaran Depok semoga lebih konsisten lagi” ujar Rockib kepada redaksi Kolase Kultur.

Kehadiran BlueStoria di panggung Lebaran Depok 2025 menjadi bukti bahwa kota ini terus melahirkan talenta musik yang tak kalah dari kota-kota besar lainnya. Dengan karakter musik yang easy listening, BlueStoria tak hanya tampil sebagai penghibur, tetapi juga sebagai salah satu representasi suara muda Depok yang tumbuh di tengah kota, tumbuh bersama musik.

Helmi Rafi Jayaputra (Depok, 1996) mengambil langkah baru dengan mendirikan Kolase Kultur, sebuah media alternatif di Depok yang berfokus pada seni dan budaya. Kolase Kultur hadir sebagai platform yang menjembatani berbagai ide dan gagasan serta menjadi ruang kolaborasi inklusif antara seniman, kurator dan komunitas. Sebelumnya Helmi bekerja selama 9 tahun sebagai Creative Generalist dan menyelesaikan beragam proyek dokumenter di berbagai kelembagaan non-profit, diantaranya; Penabulu Foundation (2015) dengan isu mengurangi tingkat emisi karbon dunia, Human Rights Working Group (2018) dengan isu Kebebasan Beragama dalam Hak Kemanusiaan, Sawit Watch (2021) dengan isu perhutanan sosial dan konservasi sawit, dan Pandu Laut Nusantara (2024) dengan isu konservasi laut dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Di ranah perfilman, Helmi terlibat dalam INDICINEMA, jaringan bioskop alternatif Indonesia yang berpusat di Bandung. Sejak 2019, ia turut mendirikan dan mengelola satu-satunya bioskop alternatif di Depok. Saat ini aktif membangun dan menulis di Kolase Kultur.
Tinggalkan Balasan