GaleriKertas Studiohanafi sukses membuat pameran tunggal seniman asal Jepang Natsuko Tanaka bertajuk Over and Across, yang berlangsung pada 25 Oktober-22 November 2025. Pameran ini menampilkan sebelas karya hasil eksplorasi Natsuko dalam mempelajari batik selama 2024-2025. Natsuko berpindah ke Jakarta sejak tahun 2020. Ia lahir di kota Kitakyushu pada tahun 1981 dan meraih gelar Magister Lukis …
Galeri Kertas Menghadirkan Seniman Jepang Natsuko Tanaka dalam Pameran Over and Across

GaleriKertas Studiohanafi sukses membuat pameran tunggal seniman asal Jepang Natsuko Tanaka bertajuk Over and Across, yang berlangsung pada 25 Oktober-22 November 2025. Pameran ini menampilkan sebelas karya hasil eksplorasi Natsuko dalam mempelajari batik selama 2024-2025.
Natsuko berpindah ke Jakarta sejak tahun 2020. Ia lahir di kota Kitakyushu pada tahun 1981 dan meraih gelar Magister Lukis dari Kyoto City University of Arts pada 2007. Awal perpindahannya di Indonesia, ia bertemu dengan kelompok perempuan membatik di Cirebon. Ia terinspirasi oleh perbedaan cara kerja mereka dari gaya melukis yang biasa ia lakukan. Sejak itu ia mulai belajar membuat batik di Rumah Batik Palbatu, Jakarta yang membuatnya terhubung dengan pameran tunggal perdananya di Indonesia, bahkan menjadi “debutnya” di Kota Depok selama lima tahun tahun menjelajah Nusantara.
“Sudah lima tahun berlalu sejak saya datang ke Indonesia. Saya merasa bangga dapat mengadakan pameran tunggal pertama saya di Indonesia, di galeri milik salah satu pelukis yang saya hormati, pak Hanafi, bersama teman-teman yang saya percaya,” ucap Natsuko.

Dalam prosesnya, Natsuko telah memahami relasi kerja komunitas yang melekat pada tradisi batik. Pengalaman ini berpengaruh pada pendekatan artistiknya, yang sebelumnya banyak bertumpu pada gestur spontan dalam lukisan abstrak. Melalui batik, ia mengalami pergeseran ritme yang kemudian tercermin dalam karya-karya yang dipamerkan.
Kurator Rizki Asasi menjelaskan bahwa pameran ini memperlihatkan pertemuan dua praktik yang berbeda antara spontanitas seni lukis kontemporer dan kedisiplinan batik tradisional. Pertemuan tersebut dianggap relevan dalam konteks seni Indonesia hari ini, ketika banyak seniman mulai membuka ruang dialog antara tradisi lokal dan pendekatan modern, serta menggali ulang peran komunitas dalam praktik seni.
Dalam teks kuratorialnya, Over and Across merupakan dokumentasi perjalanan Natsuko kembali ke medium seni lukis setelah setahun lamanya mengeksplorasi terhadap medium batik, atau, dengan kata lain, mendokumentasikan perjalanannya “kembali ke studio” setelah berkarya “di luar studio” dan mengalami lingkungan kreatif yang berbeda
Pameran ini pun seyogianya telah berhasil menjadikan kesenian sebagai perantara atau dalam teks kuratorial disebut dengan istilah “jembatan yang asing dan yang akrab”, dengan adanya pertukaran budaya, dinamika pembelajaran antara seniman asing dan komunitas lokal, serta cara tradisi dapat dibaca ulang melalui praktik kontemporer

Pameran ini juga disertai dua program publik: lokakarya batik bersama Rumah Batik Palbatu pada 1 November, serta sesi live painting bersama Natsuko pada 22 November yang sekaligus menutup rangkaian kegiatan.






