
Logo Situmorang
Merupakan putra dari sastrawan besar Indonesia, Sitor Situmorang, sekaligus pengelola Yayasan Sitor Situmorang yang aktif dalam merawat dan menghidupkan warisan pemikiran serta karya sang ayah. Sejak tahun 1988, Logo terlibat aktif dalam Teater Koma di berbagai lini pendukung yang vital, terutama di bidang fotografi dokumentasi, pengarsipan visual, dan pengelolaan produksi. Ia selalu aktif dalam kegiatan literasi dan sejarah budaya, terutama bersama Komunitas Bambu milik sejarawan JJ Rizal.

Budi Ros
Dikenal sebagai seniman panggung, penulis lakon, dan aktor film. Ia belajar dan berkarya bersama Teater Koma sejak 1985, serta dikenal mempopulerkan Wayang Tavip, bentuk wayang kontemporer yang kritis dan jenaka. Karyanya Festival Topeng (2004) meraih penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta dan disutradarainya sendiri bersama Teater Koma. Ia juga menulis naskah pemenang sayembara seperti Aku versus Ayahku dan Minyak Wangi Orang Mati. Di layar lebar, Budi Ros tampil di sejumlah film populer seperti Ayat Ayat Cinta, The Big 4, dan Ratu Adil.

Ahmad Zakki Abdullah
Menyelesaikan pendidikan S3 di jurusan Komunikasi Pembangunan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia merupakan peneliti dan dosen bidang Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ). Di luar aktivitas akademik, ia aktif dalam pengembangan komunitas film dan merupakan salah satu pendiri LinkPicturesID, sebuah komunitas film yang berbasis di Depok. Zakki juga menginisiasi program edukatif ‘Kelas Rabu’ dan portal belajar penulisan film bernama menulisfilm.com yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan seputar film dan penulisan naskah kepada publik.

Helmi Rafi Jayaputra
Berpengalaman lebih dari 10 tahun sebagai creative generalist dan menyelesaikan beragam proyek dokumenter di berbagai kelembagaan non-profit, diantaranya; Penabulu Foundation (2015) dengan isu mengurangi tingkat emisi karbon dunia, Human Rights Working Group (2018) dengan isu Kebebasan Beragama dalam Hak Kemanusiaan, Sawit Watch (2021) dengan isu perhutanan sosial dan konservasi sawit, dan Pandu Laut Nusantara (2024) dengan isu konservasi laut dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Di ranah perfilman, Helmi terlibat dalam INDICINEMA, jaringan bioskop alternatif Indonesia yang berpusat di Bandung. Sejak 2019, ia turut mendirikan dan mengelola satu-satunya bioskop alternatif di Depok. Saat ini aktif membangun dan menulis di Kolase Kultur.

Sekar Dewantari
Merupakan seniman lulusan sastra prancis di Universitas Indonesia yang aktif di dunia seni pertunjukan Indonesia lebih dari 10 tahun. Sebagai anggota Teater Koma, ia telah terlibat dalam berbagai produksi dari tahun 2013 sampai dengan sekarang. Di ranah film, Sekar berpartisipasi dalam berbagai proyek film pendek dan komersial, dengan salah satu pengalamannya memainkan peran sebagai Failed Subject dalam segmen The Subject pada film horor antologi V/H/S/94 (2021) karya Timo Tjahjanto. Dalam musik, Sekar aktif sebagai anggota grup vokal Corale Riff serta menulis lagu-lagu untuk grup tersebut.

Zidan Raja Situmorang
Merupakan seorang yang aktif dalam pengembangan program dan penulisan, khususnya dalam bidang film dan budaya. Ia memulai kiprahnya sebagai inisiator program bioskop keliling “Nonton & Tepuk Tangan” di Depok, yang bertujuan membawa pengalaman menonton film ke ruang-ruang komunitas secara inklusif dan merakyat. Menempuh pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2018 dengan konsentrasi Film & Televisi. Telah dipercaya sebagai Program Director Sewon Screening 2020 yang mengangkat tema Lokalitas, dengan lebih dari 200 submisi film lokal yang menunjukkan keragaman serta dinamika produksi film di daerah-daerah Indonesia. Zidan juga terlibat dalam pengembangan Acromion Project, media alternatif berbasis di Bandung yang fokus pada pembahasan musik dan film dengan pendekatan kuratorial yang progresif. Zidan tengah aktif bekerja di industri film sebagai bagian dari tim produksi, sambil terus menjaga keterlibatannya dalam ekosistem film alternatif dan pengembangan wacana sinema di Indonesia

Harits Abdurrahman
Selain berpengalaman di industri kreatif, Harits merupakan seorang yang terlibat dalam program film screening di kota Depok. Harits juga memiliki ketertarikan yang kuat pada seni, dunia digital, dan pemasaran kreatif. Ia mampu memadukan sensitivitas estetika dengan pendekatan strategis dalam setiap proyek yang ia tangani. Ia terbiasa mengolah ide menjadi narasi visual yang relevan, menarik, dan berdampak, serta ketelitiannya dalam menjaga identitas brand di tengah dinamika tren digital yang terus berkembang. Saat ini aktif merancang visual di Kolase Kultur.

Ananta Faiq
Sudah tertarik dengan kesusastraan sejak di Sekolah Menengah Pertama, saat itu ia sudah menulis beberapa puisi, cerpen, dan naskah drama. Pada tahun 2017 naskah drama berjudul Periwitan yang mempertanyakan korelasi antara sistim pendidikan Indonesia dengan kesiapan seseorang dalam menghadapi rintangan di dunia kerja mendapatkan nominasi naskah terbaik dalam Festival Drama Pendek SLTA. Tahun 2022 silam Ananta menerbitkan buku Kumpulan puisi pertamanya berjudul “#1” dalam format digital yang dapat dibaca melalui platform Karyakarsa. Selain menulis Ananta juga aktif di dunia seni panggung baik sebagai aktor maupun tim produksi dalam berbagai pementasan.