Dua band alternatif/indie rock asal Depok, Arc Yellow dan Timur Dalam, merencanakan tur ke negeri Jiran bertajuk Macam Gila Malaysia Tour 2026 yang akan berlangsung pada akhir Januari 2026. Tur singkat ini bertujuan untuk memperkenalkan musik independen dari Depok ke skena musik independen Malaysia. Dalam rancangannya yang telah beredar, mereka menyebut 3 lokasi rencana tur; …
Berkat Nongkrong, “Arc Yellow” dan “Timur Dalam” Merencanakan Tur Bersama ke Malaysia Tahun 2026

Dua band alternatif/indie rock asal Depok, Arc Yellow dan Timur Dalam, merencanakan tur ke negeri Jiran bertajuk Macam Gila Malaysia Tour 2026 yang akan berlangsung pada akhir Januari 2026. Tur singkat ini bertujuan untuk memperkenalkan musik independen dari Depok ke skena musik independen Malaysia. Dalam rancangannya yang telah beredar, mereka menyebut 3 lokasi rencana tur; Johor, Kuala Lumpur dan Kuching.
Menurut mereka, dominasi tur lintas negara kerap bermunculan dari band-band beraliran punk, metal, dan hardcore, sedangkan musik alternatif/indie rock nyaris tidak pernah terdengar. Stigma “rock telah mati” ingin mereka patahkan lewat pertunjukan lintas negara ini. Mereka juga merencanakan seluruh perjalanan tur ini diarsipkan dalam bentuk video dokumenter, sebagai catatan perjalanan sekaligus kontribusi terhadap perkembangan musik independen regional.
Arc Yellow dan Album “Remuk Lebam”
Arc Yellow merupakan band asal Depok yang digagas oleh Gilang. Pada akhir November 2025 telah merilis album ke-3 berjudul Remuk Lebam melalui label Guerrilla Records di Jakarta. Dalam album barunya ini, pertama kalinya Arc Yellow menuliskannya dengan bahasa Indonesia, dan nantinya akan menjadi materi utama dalam tur.
Gilang, menyebut keputusan Macam Gila Malaysia Tour 2026 berangkat dari kenekatannya. “Karena ada kesempatan. Kebetulan kesempatannya baru terbuka lewat Malaysia,” ujar Gilang. “Persiapannya sengaja dibikin mendadak biar jadi, dan ketika waktu dan uangnya masih abu-abu,” katanya sambil tertawa.

Meski mengaku antusias, Gilang menyadari bahwa ia bukanlah band Depok pertama yang melangkah ke luar negeri. Namun membawa musik dari Depok ke skena Malaysia tetap menghadirkan kebanggaan tersendiri. Ketika ditanya apa yang ingin diperkenalkan ke pendengar Malaysia, Gilang menjawab “Sate Padang ABS di Sawangan.”
Soal setlist, ia belum membayangkan, hanya bisa memperkirakan porsi lagu dari Remuk Lebam akan lebih dominan. Kekhawatiran soal bahasa juga menjadi topik. Mengingat album ini berbahasa Indonesia. “Udah mulai monolog kalo di motor,” katanya. “Tapi aman sih.”
Dari seluruh lagu di album tersebut, Lebam Menawan disebut sebagai salah satu lagu yang terasa paling personal untuk dibawa ke perjalanan nanti. Tantangan terbesar yang ia dihadapi dalam perencanaan tur ini pun masih persoalan yang pasti dialami oleh musisi independen, “Waktu dan uangnya sih jelas,” ujarnya.
Menggandeng Timur Dalam ke Negeri Jiran
Kolaborasi Arc Yellow dan Timur Dalam dalam tur ini berangkat dari kedekatan personal berkat seringnya nongkrong. Gilang menyebut ide awal justru datang dari Billy, gitaris Timur Dalam. “Billy yang menggagas awal ide tour ini. Terus anak-anak Timur Dalam juga sefrekuensi ama gue, bakalan seru, sih.. Isinya pasti kalo nggak ketawa ya ceng-cengan,” kata Gilang.
Hal senada disampaikan Ebo, perwakilan grup musik Timur Dalam menjelaskan bahwa wacana tur ke Malaysia sebenarnya sudah lama muncul, hanya saja baru menemukan momentum saat intens berinteraksi dengan Arc Yellow.
“Wacana tur ke sana tuh sebenernya udah lama, kebetulan Billy punya koneksi. Cuma karena progress Timur Dalam cenderung lambat, ya nggak kejadian-kejadian,” ungkap Ebo.

Momentum itu kembali muncul setelah Billy dan Gilang melakukan giat budaya; nongkrong. “Tiba-tiba Billy nulis di grup, ‘bray kita jadiin aja yuk tour ke Malay, tapi bareng ARC YELLOW’. Kita juga nggak tau mereka ngobrolin apa berdua,” kata Ebo. Bagi Timur Dalam, tur ini menjadi pengalaman langka sekaligus menyenangkan. “Kapan lagi tour dari Depok ke sana bareng temen-temen. Bang Gilang juga semangatnya gila buat jalanin tour ini, jadi ya kita ketular juga energinya,” tutup Ebo.
Setelah Malaysia, Gilang masih merencanakan kemungkinan tur lanjutan dari dalam negeri. “Ada sih abis Lebaran jika memungkinkan. Pengen banget tour kampus, toko buku, toko kaset atau CD,” ujar Gilang.
Dengan segala keterbatasan dan hanya bermodalkan nekat yang menyertainya, Macam Gila Malaysia Tour 2026 menjadi penanda bahwa budaya nongkrong dalam kota mampu melahirkan berbagai gerakan kolektif di tengah tingginya isu fragmentasi sosial.






